Rabu, 30 Juli 2008

Roads To Heaven

Berjalanlah Menuju Kebahagiaan... Ke Arah Kebaikan....

















Read More..

Ryan, Jack The Ripper Versi Indonesia

Dalam kasus pembunuhan berantai di Jombang Ryan bisa disebut Jack The Ripper versi Indonesia. Ryan adalah pria homoseksual yang telah membunuh pasangannya secara berantai, seperti yang dilakukan Jack The Ripper.
Lalu siapa Jack The Ripper? Nama Jack The Ripper muncul setelah adanya pembunuhan berantai terhadap lima pelacur di Whitechapel, bagian timur Kota London, Inggris, pada 1888.
Korban-korban Jack The Ripper dibunuh dengan dicekik, lalu dibaringkan, dan pembuluh arteri mereka di tenggorok mereka dipotong. Lima pembunuhan itu dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan saja. Namun, kekejaman dan misteri yang menyelimutinya menjadikan kasus pembunuhan berantai tersebut sangat populer hingga saat ini.
Jeck The Ripper ke dua terjadi di Amerika Serikat. Anda pasti masih ingat dengan berita pembunuhan yang fenomenal. Adalah Jeffrey Dahmer, pelaku pembunuhan berantai yang sangat kejam. Pada 22 Juli 1991, Kepolisian Milwaukee, Amerika Serikat (AS), menangkap Jeffrey Dahmer. Pria homoseksual itu dituduh membunuh 23 teman kencannya yang semuanya laki-laki berusia 14-36 tahun.
Bukan hanya membunuh, pria kelahiran 21 Mei 1960 di West Allis, Wisconsin, AS, itu juga memutilasi dan melakukan kanibalisme terhadap korbannya. Atas kekejiannya itu, ia pun dijuluki Jack The Ripper ke-2.
di Indonesia, ada delapan pelaku pembunuhan berantai yang sudah terungkap. Mereka adalah Harnoko Dewanto, pelaku pembunuhan tiga orang di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 1994. Lalu Astini, pelaku pembunuhan tiga orang di Surabaya pada 1996. Astini sudah menjalani hukuman mati pada 2005.
Selanjutnya, Siswanto alias Robot Gedek yang menjadi pelaku pembunuhan enam anak jalanan di Jakarta pada 1996. Robot Gedek meninggal dunia karena sakit jantung pada 26 Maret 2007.
Ahmad Suraji alias Dukun AS yang menjadi pelaku pembunuhan 42 wanita di Medan, Sumatra Utara. Ia dieksekusi mati Kamis (10/7). Kemudian ada Rio Alex Bulo alias Rio Martil yang membunuh empat orang di Jabar, Jateng, dan Jatim pada 2001. Ia membunuh korbannya dengan martil untuk merampas mobil mereka. Pada 2005, Rio membunuh guru mengajinya, Iwan Zulkarnaen, di LP Nusakambangan, Cilacap, Jateng.
Pada 2005, Iptu Garibaldi Handayani terbukti sebagai pelaku pembunuhan tujuh orang di Jambi. Majelis hakim memvonis hukuman mati.
Sementara itu, pada 2007, delapan orang menjadi korban pembunuhan yang dilakukan Tubagus Yusuf Maulana alias Dukun Usep di Lebak, Banten. Usep menghadapi regu tembak di Cimarga, Lebak, Banten, Jumat (18/7) malam.
Kini nama Ferry Idham Henyansyah alias Ryan menambah panjang daftar penjagal dari Indonesia. Pria kelahiran Jombang, Jatim, 1 Februari 1978 itu diduga telah menghabisi 16 nyawa. Modusnya, mengajak korban bercinta kemudian menghabisi dari belakang. Karena itu, Ryan disebut sebagai ‘Penjagal dari Belakang’.
Sejarah dunia mencatat lebih dari 100 orang menjadi pelaku pembunuhan berantai, seperti Elizabeth Bathory (1560-1614), wanita yang menjadi pemegang rekor tertinggi korban pembunuhan berantai dengan jumlah mencapai 650 orang.
Putri bangsawan Hongaria itu membunuh ratusan gadis yang seluruh darahnya diambil untuk dimasukkan ke bak mandi pribadinya. Bathory percaya bahwa mandi darah gadis muda akan membuatnya tetap awet muda.
Pembantaian yang dilakukan Pedro Alonso Lopez dari Kolombia merupakan salah satu yang terkeji sepanjang sejarah modern. Pria yang dijuluki Monster of Andes itu mencincang lebih 300 perempuan remaja. Tidak hanya di Kolombia, tapi ia juga melakukannya di Peru dan Ekuador selama kurun 1970-1980. Lopez ditangkap dan ditahan di Ekuador pada pertengahan 1980. Ia dibebaskan pada 1999 dan dideportasi ke Kolombia. “Aku manusia abad ini,” ujarnya bangga dalam sebuah wawancara dengan harian National Examine.

Read More..

Omzet Bisnis Seks di Internet 3 Juta Dolar AS per Detik

Harus diakui, industri pornografi di dunia masih menjadi bisnis yang menggiurkan bagi penggemarnya. Asosiasi Warung Internet Indonesia (Awari) mengungkapkan peredara uang di bisnis seks ini mencapai 3,075 juta dolar AS per detik.

Ketua Umum Awari, Irwin Day mengungkapkan data statistik industri pornografi 2006. Selain belanja per detik yang cukup besar, pengguna internet yang melihat situs konten pornografi juga besar. “Per detiknya, tidak kurang dari 28.258 pengguna internet melihat konten ini,” ujar Irwin dalam sebuah konferensi pers di Depkominfo (26/7).

Data pendapatan dari pornografi di seluruh dunia 2006 mencapai 97,06 miliar dolar AS.



Terbesar dari Cina sebesar 28 persen dan Korea Selatan 27 persen. Permintaan mesin pencari untuk pornografi sehari-hari mencapai 68 juta atau 25 persen dari total permintaan di mesin pencari. Jumlah situs pornografi mencapai 4,2 juta situs atau 12 persen dari total situs.

Lebih jauh, rata-rata anak melihat intenet dengan situs porno yakni pada usia 11 tahun. Dan konsumen terbesar penggemar pornografi anak yakni kelompok usia 39 -49 tahun. Anak usia 8-19 tahun sudah melihat situs porno sebagian besar saat mereka mengerjakan pekerjaan rumah.

Sementara di Indonesia, 7 dari 100 top situs adalah situs porno. Selain itu 15 dari 100 top situs dapat ditumpangi oleh konten porno. Dan ternyata 7 dari 15 tersebut berada pada 10 besar top situs. Di mesin pencari dengan menggunakan kata kunci ’sex’, Indonesia bahkan menempati urutan ke-7 di Asia.

Read More..

Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Supported by Used Car Pictures. Powered by Blogger