Dalam kasus pembunuhan berantai di Jombang Ryan bisa disebut Jack The Ripper versi Indonesia. Ryan adalah pria homoseksual yang telah membunuh pasangannya secara berantai, seperti yang dilakukan Jack The Ripper.
Lalu siapa Jack The Ripper? Nama Jack The Ripper muncul setelah adanya pembunuhan berantai terhadap lima pelacur di Whitechapel, bagian timur Kota London, Inggris, pada 1888.
Korban-korban Jack The Ripper dibunuh dengan dicekik, lalu dibaringkan, dan pembuluh arteri mereka di tenggorok mereka dipotong. Lima pembunuhan itu dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan saja. Namun, kekejaman dan misteri yang menyelimutinya menjadikan kasus pembunuhan berantai tersebut sangat populer hingga saat ini.
Jeck The Ripper ke dua terjadi di Amerika Serikat. Anda pasti masih ingat dengan berita pembunuhan yang fenomenal. Adalah Jeffrey Dahmer, pelaku pembunuhan berantai yang sangat kejam. Pada 22 Juli 1991, Kepolisian Milwaukee, Amerika Serikat (AS), menangkap Jeffrey Dahmer. Pria homoseksual itu dituduh membunuh 23 teman kencannya yang semuanya laki-laki berusia 14-36 tahun.
Bukan hanya membunuh, pria kelahiran 21 Mei 1960 di West Allis, Wisconsin, AS, itu juga memutilasi dan melakukan kanibalisme terhadap korbannya. Atas kekejiannya itu, ia pun dijuluki Jack The Ripper ke-2.
di Indonesia, ada delapan pelaku pembunuhan berantai yang sudah terungkap. Mereka adalah Harnoko Dewanto, pelaku pembunuhan tiga orang di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 1994. Lalu Astini, pelaku pembunuhan tiga orang di Surabaya pada 1996. Astini sudah menjalani hukuman mati pada 2005.
Selanjutnya, Siswanto alias Robot Gedek yang menjadi pelaku pembunuhan enam anak jalanan di Jakarta pada 1996. Robot Gedek meninggal dunia karena sakit jantung pada 26 Maret 2007.
Ahmad Suraji alias Dukun AS yang menjadi pelaku pembunuhan 42 wanita di Medan, Sumatra Utara. Ia dieksekusi mati Kamis (10/7). Kemudian ada Rio Alex Bulo alias Rio Martil yang membunuh empat orang di Jabar, Jateng, dan Jatim pada 2001. Ia membunuh korbannya dengan martil untuk merampas mobil mereka. Pada 2005, Rio membunuh guru mengajinya, Iwan Zulkarnaen, di LP Nusakambangan, Cilacap, Jateng.
Pada 2005, Iptu Garibaldi Handayani terbukti sebagai pelaku pembunuhan tujuh orang di Jambi. Majelis hakim memvonis hukuman mati.
Sementara itu, pada 2007, delapan orang menjadi korban pembunuhan yang dilakukan Tubagus Yusuf Maulana alias Dukun Usep di Lebak, Banten. Usep menghadapi regu tembak di Cimarga, Lebak, Banten, Jumat (18/7) malam.
Kini nama Ferry Idham Henyansyah alias Ryan menambah panjang daftar penjagal dari Indonesia. Pria kelahiran Jombang, Jatim, 1 Februari 1978 itu diduga telah menghabisi 16 nyawa. Modusnya, mengajak korban bercinta kemudian menghabisi dari belakang. Karena itu, Ryan disebut sebagai ‘Penjagal dari Belakang’.
Sejarah dunia mencatat lebih dari 100 orang menjadi pelaku pembunuhan berantai, seperti Elizabeth Bathory (1560-1614), wanita yang menjadi pemegang rekor tertinggi korban pembunuhan berantai dengan jumlah mencapai 650 orang.
Putri bangsawan Hongaria itu membunuh ratusan gadis yang seluruh darahnya diambil untuk dimasukkan ke bak mandi pribadinya. Bathory percaya bahwa mandi darah gadis muda akan membuatnya tetap awet muda.
Pembantaian yang dilakukan Pedro Alonso Lopez dari Kolombia merupakan salah satu yang terkeji sepanjang sejarah modern. Pria yang dijuluki Monster of Andes itu mencincang lebih 300 perempuan remaja. Tidak hanya di Kolombia, tapi ia juga melakukannya di Peru dan Ekuador selama kurun 1970-1980. Lopez ditangkap dan ditahan di Ekuador pada pertengahan 1980. Ia dibebaskan pada 1999 dan dideportasi ke Kolombia. “Aku manusia abad ini,” ujarnya bangga dalam sebuah wawancara dengan harian National Examine.
Rabu, 30 Juli 2008
Ryan, Jack The Ripper Versi Indonesia
Diposting oleh kekuatan.perubahan di 7/30/2008 02:26:00 AM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
IIIIIIIIIhhhh,,ngeri,,banget ya????
Yang masih jadi misteri???apa sich obsesi mereka,sehingga para penjagal itu berkelakuan lebih rendah daripada binatang???benar2 mengerikan!
Posting Komentar