Pidato Barack Obama pada upacara pelantikan presiden Amerika keren juga. Cara Barack Obama pidato cukup lancar, alias tidak terlihat rasa gugup. Pidato Obama cukup sukses, hanya saja isi pidato Barack Obama hampir sama dengan isi pidato Obama sebelumnya dan tidak ada frase yang wow, seperti pada pidato John F Kennedy.
Begitu menaiki panggung untuk menyampaikan pidato kemenangannya, Barack Obama disambut sorakan meriah dari puluhan pendukungnya. Mereka memadati Taman Grant, Chicago. Tepuk tangan membahana.
Obama dengan senyum sumringah berada di panggung bersama istrinya, Michelle. Dua anak perempuannya juga turut naik ke panggung. Setelah melambaikan tangannya kepada para pendukungnya, Obama menciumi istri dan kedua putrinya. Demikian seperti ditayangkan televisi CNN, Rabu (5/11).
Setelah istri dan kedua putrinya turun dari panggung, Obama pun menyapa para pendukungnya. "Halo Chicago!" seru Obama disambut jeritan histeris, sorak-sorai dan tepuk tangan meriah.
Obama melangkah menuju Gedung Putih dan menduduki kursi kepresidenan AS setelah mengalahkan rivalnya, John McCain. Obama sudah menerima ucapan selamat melalui telepon dari McCain dan Presiden Bush melalui jubir Gedung Putih Dana Perino.[
Obama, yang berusia 47 tahun, pertama kali dikenal di tingkat nasional dan internasional ketika memberikan pidato yang menggugah dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat tahun 2004.
Putra seorang pria Kenya dan wanita kulit putih dari Kansas, Obama menekankan sejarah pribadinya dalam sebuah pidato yang menggambarkan gagasan tradisional Amerika yang mandiri dan penuh aspirasi.
"Melalui kerja keras dan keuletan ayah saya mendapat beasiswa untuk belajar ditempat yang magis, Amerika, yang menjadi pertanda kebebasan dan kesempatan bagi begitu banyak orang yang datang ke negara ini," ia mengatakan.
Setelah kemenangan besarnya dalam pemilihan di Senat Amerika beberapa bulan kemudian ia menjadi kesayangan media dan salah satu tokoh yang paling terkenal di Washington. Dua buku karyanya laris terjual.
Ia mendapat dukungan pembawa acara televisi untuk acara bincang-bincang, Oprah Winfrey. Oprah, tidak hanya mendesak Obama agar mengumumkan pencalonnya untuk mendapatkan nominasi partai Demokrat dalam acaranya, namun juga muncul dalam acara-acara kampanye bersamanya.
Hampir 30.000 orang menghadiri rapat besar di South Carolina tahun 2007, yang oleh Oprah, Obama digambarkan "mempunyai telinga untuk mendengarkan dengan baik dan lidah yang dicelupkan dalam kebenaran yang tak dipulas".
Ia juga memecahkan rekor semua pengumpulan dana, dengan memanfaatkan internet untuk mengumpulkan sumbangan kecil dan sumbangan yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan donor.
Sebagai senator Illinois, ia telah mempunyai catatan baik dalam mendukung kebijakan-kebijakan yang liberal. Ia juga telah bekerjasama dengan rekan-rekannya dari partai Republik dalam masalah seperti pendidikan mengenai AIDS dan pencegahannya.
Nama Obama diambil dari nama ayahnya, yang besar di Kenya dan menggembala kambing namun mendapat beasiswa untuk belajar di Hawai.
Di sana pria Kenya itu bertemu dan menikahi ibu Obama, yang tinggal di Honolulu bersama orang tuanya.
Ketika Obama masih balita, ayahnya mendapat kesempatan untuk belajar di Harvard namun tidak ada dana bagi keluarganya untuk ikut bersamanya. Ia kemudian kembali ke Kenya sendirian, bekerja sebagai ekonom pemerintah dan pasangan itu bercerai.
Ketika Obama berusia enam tahun, ibunya, Ann, menikah dengan pria Indonesia dan keluarganya pindah ke Jakarta.
Meskipun ayahnya dan ayah tirinya Muslim, Obama beragama Kristen dan masuk sekolah Katholik selama empat tahun tinggal di Indonesia.
Ia kemudian balik ke Hawai untuk tinggal bersama kakek-neneknya dan bersekolah di sana.
Obama belajar ilmu politik di Universitas Columbia di New York, kemudian pindah ke Chicago dan selama tiga tahun menjadi petugas masyarakat.
Tahun 1988 ia belajar hukum di Universitas Harvard dan menjadi orang pertama keturunan Afrika yang menjabat presiden Harvard Law Review, sebuah organisasi independen mahasiswa Universitas Harvard yang menerbitkan jurnal hukum.
Setelah Harvard, Obama kembali ke Chicago untuk praktek hukum hak-hak sipil, menangani para korban diskriminasi dalam bidang perumahan dan pekerjaan. Ia menjabat sebagai senator negara bagian Illinois dari tahun 1996 sampai 2004.
Ia menikah dengan seorang pengacara, Michelle, dan mempunyai dua anak perempuan, Malia dan Sasha.
Ras
Senator Obama menjadi anggota gereja Persatuan Kristus di Chicago selama hampir dua dasawarsa namun keluar dari gereja itu bulan Mei 2008 setelah kotbah kontroversial para pendeta gereja itu yang menjadi berita besar di media.
Pendeta Jeremiah Wright dikutip mengatakan bahwa serangan 11 September bagaikan "ayam pulang kandang" dan bahwa Tuhan harus menghukum Amerika karena memperlakukan orang kulit hitam secara "kurang manusiawi".
Berbicara untuk meredakan kemarahan, Obama menangani masalah ras secara langsung, menyerukan agar Amerika melangkah meninggalkan sejarahnya yang panjang mengenai ketidak sejajaran rasial.
"Kemarahan yang ada memang benar, sangat kuat, dan untuk berharap hal itu akan hilang, untuk mengecamnya tanpa memahami akarnya, hanya akan memperluas jenjang kesalahpahamam antara kedua ras," ia mengatakan.
Obama mengecam perang Irak sejak dini, menentang prospek terjadinya perang beberapa bulan sebelum invasi bulan Maret 2003.
Kesediannya untuk berbicara dengan para pemimpin Iran tanpa prasyarat dikecam sebagai kelalaian oleh saingan calon presiden dari partai Republik.
Obama sering bergurau bahwa orang selalu salah menyebut namanya sebagai "Alabama" atau "Yo Mama".
Dengan profil Obama semakin naik di tengah-tengah gencarnya kegiatan pemilihan, tampaknya tidak mungkin banyak orang masih menyebut namanya secara salah.
Sekelumit Profil Barack Hussein Obama :
Lahir 4 Agustus 1961 di Hawaii
Belajar hukum di Harvard
Bekerja sebagai pengacara di Chicago
Menjadi senator negara bagian Illinois 1996-2004
Terpilih ke Senat AS tahun 2004
My fellow citizens:
I stand here today humbled by the task before us, grateful for the trust you have bestowed, mindful of the sacrifices borne by our ancestors. I thank President Bush for his service to our nation, as well as the generosity and cooperation he has shown throughout this transition.
Forty-four Americans have now taken the presidential oath. The words have been spoken during rising tides of prosperity and the still waters of peace. Yet, every so often the oath is taken amidst gathering clouds and raging storms. At these moments, America has carried on not simply because of the skill or vision of those in high office, but because We the People have remained faithful to the ideals of our forbearers, and true to our founding documents.
So it has been. So it must be with this generation of Americans.
That we are in the midst of crisis is now well understood. Our nation is at war, against a far-reaching network of violence and hatred. Our economy is badly weakened, a consequence of greed and irresponsibility on the part of some, but also our collective failure to make hard choices and prepare the nation for a new age. Homes have been lost; jobs shed; businesses shuttered. Our health care is too costly; our schools fail too many; and each day brings further evidence that the ways we use energy strengthen our adversaries and threaten our planet.
These are the indicators of crisis, subject to data and statistics. Less measurable but no less profound is a sapping of confidence across our land - a nagging fear that America's decline is inevitable, and that the next generation must lower its sights.
Today I say to you that the challenges we face are real. They are serious and they are many.
They will not be met easily or in a short span of time. But know this, America - they will be met. On this day, we gather because we have chosen hope over fear, unity of purpose over conflict and discord.
On this day, we come to proclaim an end to the petty grievances and false promises, the recriminations and worn out dogmas, that for far too long have strangled our politics.
We remain a young nation, but in the words of Scripture, the time has come to set aside childish things. The time has come to reaffirm our enduring spirit; to choose our better history; to carry forward that precious gift, that noble idea, passed on from generation to generation: the God-given promise that all are equal, all are free, and all deserve a chance to pursue their full measure of happiness.
In reaffirming the greatness of our nation, we understand that greatness is never a given. It must be earned. Our journey has never been one of short-cuts or settling for less. It has not been the path for the faint-hearted - for those who prefer leisure over work, or seek only the pleasures of riches and fame. Rather, it has been the risk-takers, the doers, the makers of things - some celebrated but more often men and women obscure in their labor, who have carried us up the long, rugged path towards prosperity and freedom.
For us, they packed up their few worldly possessions and traveled across oceans in search of a new life.
For us, they toiled in sweatshops and settled the West; endured the lash of the whip and plowed the hard earth.
For us, they fought and died, in places like Concord and Gettysburg; Normandy and Khe Sahn. Time and again these men and women struggled and sacrificed and worked till their hands were raw so that we might live a better life. They saw America as bigger than the sum of our individual ambitions; greater than all the differences of birth or wealth or faction.
This is the journey we continue today. We remain the most prosperous, powerful nation on Earth. Our workers are no less productive than when this crisis began. Our minds are no less inventive, our goods and services no less needed than they were last week or last month or last year. Our capacity remains undiminished. But our time of standing pat, of protecting narrow interests and putting off unpleasant decisions - that time has surely passed. Starting today, we must pick ourselves up, dust ourselves off, and begin again the work of remaking America.
For everywhere we look, there is work to be done. The state of the economy calls for action, bold and swift, and we will act - not only to create new jobs, but to lay a new foundation for growth. We will build the roads and bridges, the electric grids and digital lines that feed our commerce and bind us together. We will restore science to its rightful place, and wield technology's wonders to raise health care's quality and lower its cost. We will harness the sun and the winds and the soil to fuel our cars and run our factories. And we will transform our schools and colleges and universities to meet the demands of a new age. All this we can do. And all this we will do.
Now, there are some who question the scale of our ambitions - who suggest that our system cannot tolerate too many big plans. Their memories are short. For they have forgotten what this country has already done; what free men and women can achieve when imagination is joined to common purpose, and necessity to courage.
What the cynics fail to understand is that the ground has shifted beneath them - that the stale political arguments that have consumed us for so long no longer apply. The question we ask today is not whether our government is too big or too small, but whether it works - whether it helps families find jobs at a decent wage, care they can afford, a retirement that is dignified. Where the answer is yes, we intend to move forward. Where the answer is no, programs will end. And those of us who manage the public's dollars will be held to account - to spend wisely, reform bad habits, and do our business in the light of day - because only then can we restore the vital trust between a people and their government.
Nor is the question before us whether the market is a force for good or ill. Its power to generate wealth and expand freedom is unmatched, but this crisis has reminded us that without a watchful eye, the market can spin out of control - and that a nation cannot prosper long when it favors only the prosperous. The success of our economy has always depended not just on the size of our Gross Domestic Product, but on the reach of our prosperity; on our ability to extend opportunity to every willing heart - not out of charity, but because it is the surest route to our common good.
As for our common defense, we reject as false the choice between our safety and our ideals. Our Founding Fathers, faced with perils we can scarcely imagine, drafted a charter to assure the rule of law and the rights of man, a charter expanded by the blood of generations. Those ideals still light the world, and we will not give them up for expedience's sake. And so to all other peoples and governments who are watching today, from the grandest capitals to the small village where my father was born: know that America is a friend of each nation and every man, woman, and child who seeks a future of peace and dignity, and that we are ready to lead once more.
Recall that earlier generations faced down fascism and communism not just with missiles and tanks, but with sturdy alliances and enduring convictions. They understood that our power alone cannot protect us, nor does it entitle us to do as we please. Instead, they knew that our power grows through its prudent use; our security emanates from the justness of our cause, the force of our example, the tempering qualities of humility and restraint.
We are the keepers of this legacy. Guided by these principles once more, we can meet those new threats that demand even greater effort - even greater cooperation and understanding between nations. We will begin to responsibly leave Iraq to its people, and forge a hard-earned peace in Afghanistan. With old friends and former foes, we will work tirelessly to lessen the nuclear threat, and roll back the specter of a warming planet. We will not apologize for our way of life, nor will we waver in its defense, and for those who seek to advance their aims by inducing terror and slaughtering innocents, we say to you now that our spirit is stronger and cannot be broken; you cannot outlast us, and we will defeat you.
For we know that our patchwork heritage is a strength, not a weakness. We are a nation of Christians and Muslims, Jews and Hindus - and non-believers. We are shaped by every language and culture, drawn from every end of this Earth; and because we have tasted the bitter swill of civil war and segregation, and emerged from that dark chapter stronger and more united, we cannot help but believe that the old hatreds shall someday pass; that the lines of tribe shall soon dissolve; that as the world grows smaller, our common humanity shall reveal itself; and that America must play its role in ushering in a new era of peace.
To the Muslim world, we seek a new way forward, based on mutual interest and mutual respect.
To those leaders around the globe who seek to sow conflict, or blame their society's ills on the West - know that your people will judge you on what you can build, not what you destroy. To those who cling to power through corruption and deceit and the silencing of dissent, know that you are on the wrong side of history; but that we will extend a hand if you are willing to unclench your fist.
To the people of poor nations, we pledge to work alongside you to make your farms flourish and let clean waters flow; to nourish starved bodies and feed hungry minds. And to those nations like ours that enjoy relative plenty, we say we can no longer afford indifference to suffering outside our borders; nor can we consume the world's resources without regard to effect. For the world has changed, and we must change with it.
As we consider the road that unfolds before us, we remember with humble gratitude those brave Americans who, at this very hour, patrol far-off deserts and distant mountains. They have something to tell us today, just as the fallen heroes who lie in Arlington whisper through the ages.
We honor them not only because they are guardians of our liberty, but because they embody the spirit of service; a willingness to find meaning in something greater than themselves. And yet, at this moment - a moment that will define a generation - it is precisely this spirit that must inhabit us all.
For as much as government can do and must do, it is ultimately the faith and determination of the American people upon which this nation relies. It is the kindness to take in a stranger when the levees break, the selflessness of workers who would rather cut their hours than see a friend lose their job which sees us through our darkest hours. It is the firefighter's courage to storm a stairway filled with smoke, but also a parent's willingness to nurture a child, that finally decides our fate.
Our challenges may be new. The instruments with which we meet them may be new. But those values upon which our success depends - hard work and honesty, courage and fair play, tolerance and curiosity, loyalty and patriotism - these things are old. These things are true. They have been the quiet force of progress throughout our history. What is demanded then is a return to these truths. What is required of us now is a new era of responsibility - a recognition, on the part of every American, that we have duties to ourselves, our nation, and the world, duties that we do not grudgingly accept but rather seize gladly, firm in the knowledge that there is nothing so satisfying to the spirit, so defining of our character, than giving our all to a difficult task.
This is the price and the promise of citizenship.
This is the source of our confidence - the knowledge that God calls on us to shape an uncertain destiny.
This is the meaning of our liberty and our creed - why men and women and children of every race and every faith can join in celebration across this magnificent mall, and why a man whose father less than sixty years ago might not have been served at a local restaurant can now stand before you to take a most sacred oath.
So let us mark this day with remembrance, of who we are and how far we have traveled. In the year of America's birth, in the coldest of months, a small band of patriots huddled by dying campfires on the shores of an icy river. The capital was abandoned. The enemy was advancing. The snow was stained with blood. At a moment when the outcome of our revolution was most in doubt, the father of our nation ordered these words be read to the people:
"Let it be told to the future world...that in the depth of winter, when nothing but hope and virtue could survive...that the city and the country, alarmed at one common danger, came forth to meet [it]."
America. In the face of our common dangers, in this winter of our hardship, let us remember these timeless words. With hope and virtue, let us brave once more the icy currents, and endure what storms may come. Let it be said by our children's children that when we were tested we refused to let this journey end, that we did not turn back nor did we falter; and with eyes fixed on the horizon and God's grace upon us, we carried forth that great gift of freedom and delivered it safely to future generations.
Wahai rakyatku:
Hari ini saya berdiri di sini dengan rendah hati atas tugas yang ada, bersyukur atas kepercayaan yang telah kalian berikan, sadar akan pengorbanan yang diberikan oleh para pendahulu kita. Saya berterima kasih kepada Presiden Bush atas pelayanannya kepada negara kita, juga atas kemurah hatian dan kerjasama yang telah ia tunjukkan selama masa transisi.
Empat puluh empat orang Amerika telah mengambil sumpah presiden. Kata-kata tersebut telah diucapkan selama masa kesejahteraan dan perdamaian. Namun, sering sekali sumpah juga diambil di tengah-tengah awan tebal dan badai hebat. Pada saat-saat tersebut, Amerika telah maju bukan hanya karena keahlian atau visi mereka yang berada di kedudukan tinggi, tapi karena kita orang-orang yang tetap setia kepada cita-cita pendahulu kita, dan kepada kebenaran akan dokumen pendirian kita.
Jadi ini sudah terjadi. Jadi, ini harus dengan generasi Amerika yang sekarang.
Bahwa kita memahami dengan baik bahwa kita berada di tengah-tengah krisis. Bangsa kita sedang perang, terhadap jaringan kekerasan dan kebencian yang jauh dari jangkauan. Perekonomian kita sangat lemah, akibat dari keserakahan dan ketidakbertanggungjawaban sebagian pihak di beberapa bagian, tapi kegagalan kita bersama untuk membuat pilihan sulit dan untuk mempersiapkan bangsa yang baru. Rumah-rumah telah hilang; pekerjaan punah; bisnis hancur. Pelayanan kesehatan kita terlalu mahal, sekolah kita terlalu banyak gagal, dan setiap hari membawa bukti-bukti lebih lanjut bahwa cara kita menggunakan energi memperkuat ketidakberpihakan kita dan mengancam planet kita.
Ini adalah indikator krisis, sesuai data dan statistik. Kurang terukur namun tidak kurang mendalam atas penggambaran keyakinan kita di seluruh negeri - ketakutan yang tak terhindarkan bahwa kemunduran Amerika tidak terhindarkan, dan bahwa generasi selanjutnya harus merendahkan penglihatannya.
Hari ini saya katakan kepada Anda bahwa tantangan yang kita hadapi adalah nyata. Mereka serius dan mereka banyak.
Mereka tidak akan dengan mudah terpenuhi atau dalam kurun waktu singkat. Tapi ketahuilah ini, Amerika - mereka akan terpenuhi. Pada hari ini, kita berkumpul karena kita telah memilih harapan atas ketakutan, kesatuan tujuan atas konflik dan perpecahan.
Pada hari ini, kita datang untuk menyatakan akhir dari kepahitan yang menyedihkan dan janji-janji palsu, tuduhan dan doktrin yang sudah tua, yang sudah terlalu lama mencekik politik kita.
Kita tetap bangsa yang muda, tetapi dalam kata-kata Alkitab, waktu telah datang untuk menyisihkan hal kekanak-kanakan itu. Waktu telah datang untuk memastikan semangat bertahan kita, untuk memilih sejarah kita yang lebih baik, untuk membawa hadiah yang berharga itu, ide mulia itu, disampaikan dari generasi ke generasi: Tuhan telah berjanji bahwa semua orang itu sederajat, semua bebas, dan semua pantas mendapatkan kesempatan untuk mengejar kebahagiaan mereka secara penuh.
Dalam memastikan kebesaran bangsa kita, kita memahami bahwa kebesaran itu tidak pernah diberikan. Harus diperoleh. Perjalanan kita tidak pernah merupakan suatu jalan pintas atau sejenisnya. Tidak pernah diperuntukkan bagi mereka yang lemah hatinya - untuk mereka yang lebih memilih liburan di atas pekerjaan, atau hanya mencari kenikmatan akan kekayaan dan ketenaran. Sebaliknya, merupakan jalan para pengambil resiko, pekerja, dan pembuat sesuatu - beberapa dirayakan tetapi lebih sering laki-laki dan perempuan yang tidak terlihat di dalam pekerjaan mereka, yang telah membawa kita di perjalanan yang panjang, kasar menuju kemakmuran dan kebebasan.
Bagi kita, mereka berkemas dengan sedikit harta duniawi dan bepergian menyebrangi lautan dalam mencari kehidupan baru.
Bagi kami, mereka toiled dan menetap di sweatshops Barat; tertahan yang memukul dari cambuk dan plowed hard bumi.
Bagi kami, mereka berjuang dan mati, di tempat-tempat seperti Concord dan Gettysburg; Normandy dan Khe Sahn. Kali ini lagi dan laki-laki dan perempuan dan dikorbankan berjuang dan bekerja sampai tangan mereka adalah mentah supaya kita hidup kehidupan yang lebih baik. Mereka melihat Amerika sebagai besar dari jumlah setiap ambisi-ambisi kita, lebih besar daripada semua perbedaan lahir atau kekayaan atau fraksi.
Ini adalah perjalanan kami terus hari ini. Kami tetap yang paling makmur, negara kuat di dunia. Kami adalah pekerja tidak kurang produktif dibandingkan saat ini mulai krisis. Pikiran kita tidak kurang cipta, kami barang dan jasa yang diperlukan tidak kurang daripada mereka terakhir atau minggu terakhir bulan atau tahun. Kapasitas kami tetap undiminished. Tapi kami waktu berdiri pat, untuk melindungi kepentingan sempit dan meletakkan off langu keputusan - waktu itu benar-benar telah berlalu. Mulai hari ini, kita harus memilih diri atas, debu diri, dan memulai kembali karya remaking Amerika.
Untuk mana-mana kita melihat, ada pekerjaan yang harus dilakukan. Keadaan ekonomi panggilan untuk tindakan, berani dan cepat, dan kami akan bertindak - bukan hanya untuk menciptakan pekerjaan baru, tetapi untuk meletakkan dasar yang baru untuk pertumbuhan. Kami akan membangun jalan dan jembatan, listrik dan digital grids baris pakan yang kami perdagangan dan mengikat kami bersama. Kami akan mengembalikan ilmu ke tempat yang sebenarnya, dan menggunakan teknologi dari keajaiban untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan biaya yang lebih rendah. Kami akan baju zirah matahari dan angin dan tanah kami untuk bahan bakar mobil dan kami jalankan pabrik. Dan kami akan kami mentransformasi sekolah dan universitas untuk memenuhi permintaan baru usia. Semua ini yang dapat kita lakukan. Dan semua ini akan kita lakukan.
Sekarang, ada beberapa pertanyaan yang skala ambisi-ambisi kami - yang menunjukkan bahwa sistem kami tidak dapat mentolerir terlalu banyak rencana besar. Kenangan mereka yang singkat. Sebab mereka telah melupakan apa negara ini telah dilakukan; gratis apa laki-laki dan perempuan dapat mencapai imajinasi adalah ketika bergabung dengan tujuan untuk umum, dan perlunya keberanian.
Apa yang cynics gagal untuk memahami bahwa tanah yang telah berubah di bawah mereka - yang basi politik argumen yang telah dikonsumsi begitu lama kita untuk tidak lagi berlaku. Pertanyaan kita hari ini adalah menanyakan apakah pemerintah tidak terlalu besar atau terlalu kecil, tapi apakah karya - baik membantu keluarga mencari pekerjaan di upah yang layak, perawatan mereka mampu, yang pensiun yang bermartabat. Tempat terbaik adalah ya, kami berniat untuk maju. Where the answer is no, program akan berakhir. Dan orang-orang dari kita yang mengatur masyarakat dolar akan diadakan untuk account - untuk menghabiskan bijak, reformasi kebiasaan buruk, dan melakukan bisnis kami dalam terang hari - hanya karena kita kemudian dapat mengembalikan kepercayaan penting antara masyarakat dan pemerintah.
Dan tidak pula pertanyaan apakah kita adalah pasar yang bagus untuk memaksa atau sakit. Kuasanya untuk menghasilkan kekayaan dan memperluas kebebasan yang tiada bandingan, tapi krisis ini telah mengingatkan kita bahwa tanpa mata waspada, pasar dapat memperlamakan kontrol - dan sebuah bangsa yang tidak beruntung bisa lama ketika nikmat hanya makmur. Keberhasilan perekonomian kita selalu tidak hanya bergantung pada ukuran dari Produk Domestik Bruto, tetapi pada kami mencapai kesejahteraan; pada kemampuan kami untuk memperluas kesempatan untuk setiap rela hati - bukan dari kasih, tetapi karena ia adalah surest rute kami umum.
Adapun umum pertahanan kami, kami menolak sebagai pilihan palsu di antara kita dan keselamatan kita cita-cita. Founding Fathers kita, dihadapi dengan Perils kita hampir tidak dapat membayangkan, piagam yang dirancang untuk menjamin supremasi hukum dan hak-hak manusia, yang diperluas oleh piagam darah generasi. Cita-cita mereka masih terang dunia, dan kami tidak akan memberikan mereka demi untuk kemanfaatan. Dan seterusnya ke seluruh masyarakat dan pemerintah lainnya yang menonton hari ini, dari grandest modal ke desa kecil di mana ayah saya lahir: tahu bahwa Amerika adalah teman dari setiap bangsa dan setiap manusia, perempuan dan anak yang mencari masa depan yang damai dan martabat, dan kami siap untuk memimpin sekali lagi.
Recall yang dihadapi generasi sebelumnya bawah fasisme dan komunisme bukan hanya dengan missiles dan tangki, namun dengan aliansi kuat dan bertahan convictions. Mereka memahami bahwa kekuatan kita sendiri tidak dapat melindungi kita, maupun tidak memberikan kita untuk melakukan seperti yang kita harap. Sebaliknya, mereka tahu bahwa kami tumbuh melalui kuasa bijaksana digunakan, kami keamanan emanates dari kebenaran yang menyebabkan kita, kekuatan kita contoh, percampuran kualitas dan pengendalian diri.
Kami adalah warisan keepers ini. Dipandu oleh prinsip-prinsip ini sekali lagi, kami dapat memenuhi permintaan baru ancaman yang lebih besar tenaga - bahkan lebih besar dan pemahaman kerjasama antara bangsa. Kami akan mulai meninggalkan Irak bertanggung jawab untuk orang-nya, dan hard-meniru yang damai di Afghanistan. Dengan teman-teman lama dan mantan foes, kami akan bekerja tirelessly untuk mengurangi ancaman nuklir, dan gulung ulang hantu dari pemanasan bumi. Kami tidak akan minta maaf untuk cara hidup kami, kami tidak akan ragu-ragu dalam pertahanan, dan bagi mereka yang ingin maju mereka bertujuan oleh inducing teror dan memotong innocents, kami katakan kepada anda bahwa sekarang kita adalah roh yang lebih kuat dan tidak dapat dibatalkan; Anda tidak dapat hidup lebih lama dr kami, dan kami akan mengalahkan Anda.
Sebab kita tahu bahwa kita campur aduk warisan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Kami adalah bangsa Muslim dan Kristen, Hindu dan Yahudi - dan non-orang yang beriman. Kita berbentuk oleh setiap bahasa dan budaya, yang diambil dari setiap akhir ini Bumi, dan karena kita telah merasai pahit yang membilas dari perang saudara dan pemisahan, dan muncul dari gelap bab yang lebih kuat dan bersatu, kami tidak dapat membantu tetapi percaya bahwa lama someday hatreds akan lulus; bahwa baris suku akan segera menghilang; sebagai dunia yang tumbuh lebih kecil, kami akan mengungkapkan kemanusiaan umum itu sendiri, dan bahwa Amerika harus memainkan perannya dalam ushering di era baru perdamaian.
Ke dunia Muslim, kita mencari cara baru ke depan, berdasarkan kepentingan bersama dan saling menghormati.
Pemimpin orang-orang di seluruh dunia yang berusaha untuk menanamkan konflik, atau menyalahkan mereka kesulitan masyarakat di Barat - orang tahu bahwa Anda akan menghakimi Anda pada apa yang Anda dapat membangun, Anda tidak memusnahkan. Untuk orang-orang yang berpegang teguh kepada kuasa melalui korupsi dan kebohongan dan silencing dari perbedaan pendapat, bahwa Anda sedang berada di salah sisi sejarah, tetapi kita akan memperpanjang tangan jika Anda bersedia unclench Anda fist.
Kepada masyarakat miskin bangsa, kami berjanji untuk bekerja bersama Anda untuk membuat Anda peternakan berkembang dan membiarkan aliran air bersih, untuk memupuk starved badan dan pakan lapar pikiran. Bangsa dan orang-orang seperti kita yang menikmati relatif banyak, kita katakan, kita tidak bisa lagi mampu untuk kelalaian kami menderita di luar batas-batas, dan tidak dapat kita mengkonsumsi sumber daya dunia tanpa mempedulikan efek. Bagi dunia berubah, dan kita harus berubah dengannya.
Seperti yang kita mempertimbangkan jalan yang unfolds sebelum kami, kami ingat bersyukur dengan rendah hati mereka yang berani Amerika, pada hari ini, patroli jauh jauh gunung dan pasir. Mereka perlu untuk memberitahu kami hari ini, hanya sebagai pahlawan yang gugur berbaring di Arlington berbisik melalui usia.
Kami menghormati mereka bukan hanya karena mereka adalah wali kami kebebasan, tetapi karena mereka mewujudkan semangat layanan; yang berarti keinginan untuk menemukan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Namun, saat ini - waktu yang akan menentukan generasi - tepatnya ini adalah roh yang mendiami harus kita semua.
Untuk sebanyak pemerintah dapat dilakukan dan harus dilakukan, ia akhirnya iman dan penetapan atas orang Amerika yang bergantung bangsa ini. Adalah baik untuk mengambil dalam asing ketika levees istirahat, yang selflessness para pekerja yang bukan dipotong dari jam mereka melihat teman kehilangan pekerjaan yang kita melihat melalui kami gelap jam. It is the firefighter's keberanian untuk badai tangga yang penuh dengan asap, tapi juga dari orang tua untuk mendidik anak, yang akhirnya memutuskan nasib kami.
Kami mungkin akan tantangan baru. Instrumen yang kita bertemu dengan mereka yang mungkin baru. Dan orang-orang yang kami nilai atas keberhasilan tergantung - kerja keras dan kejujuran, dan keberanian bermain adil, toleransi dan rasa ingin tahu, kesetiaan dan patriotisme - hal-hal ini sudah tua. Hal-hal ini adalah benar. Mereka telah menjadi tenang karena kemajuan kami sepanjang sejarah. Apa yang diminta kemudian adalah kembali kepada kebenaran. Apa yang diperlukan kita sekarang adalah sebuah era baru tanggung jawab - sebuah pengakuan, pada setiap bagian dari Amerika, bahwa kita mempunyai kewajiban untuk diri kita, bangsa kita, dan dunia, tugas-tugas yang kami tidak dgn enggan menerima tetapi senang hati merampas, firma dalam pengetahuan yang ada sehingga tidak ada yang memuaskan untuk roh, maka kita mendefinisikan karakter, selain memberikan kita semua untuk tugas yang sulit.
Ini adalah harga dan janji kewarganegaraan.
Ini adalah sumber keyakinan kami - pengetahuan bahwa Allah memanggil kami untuk membentuk sebuah takdir pasti.
Ini adalah maksud kami kebebasan dan kepercayaan kami - mengapa laki-laki dan perempuan dan anak-anak dari setiap perlombaan dan setiap iman dapat bergabung dalam perayaan ini di mal megah, dan mengapa seorang ayah yang kurang dari enam puluh tahun lalu mungkin belum pernah menjabat di restoran lokal sekarang dapat berdiri di hadapan Anda untuk mengambil sumpah paling suci.
Jadi mari kita tandai hari ini dengan mengingat, siapa kita dan seberapa jauh kami telah dijalani. Pada tahun kelahiran Amerika, pada bulan yang coldest, sebuah band kecil dari patriots huddled oleh campfires mati di pantai sungai yang dingin. Modal yang telah ditinggalkan. Musuh telah advancing. Salju telah dikotori dengan darah. Pada saat ketika hasil revolusi yang paling kami ragu, ayah dari bangsa memerintahkan kami akan membaca kata-kata ini kepada masyarakat:
"Biarlah ia diberitahu untuk masa depan dunia ... bahwa pada kedalaman musim dingin, tetapi bila tidak ada harapan dan kebaikan dapat bertahan ... bahwa kota dan negara, di satu alarmed bahaya, datang ke luar untuk memenuhi [it] . "
Amerika. Di muka umum kami bahaya, di musim dingin ini kami kesulitan, mari kita ingat kata-kata ini habis-habisan. Dengan harapan dan kebaikan, marilah kita berani sekali lagi dengan arus dingin, dan bertahan apa badai Mei datang. Mari dikatakan oleh anak-anak kita dari anak-anak kami yang diuji ketika kita menolak untuk membiarkan perjalanan akhir ini, bahwa kami tidak kembali kami tidak terputus-putus, dan dengan mata tetap pada cakrawala dan rahmat Allah kepada kami, kami dibawa ke luar yang besar karunia kebebasan itu aman dan dikirimkan ke generasi.
Sumber : Berbagai Sumber
Rabu, 21 Januari 2009
Video dan Transkrip Pidato Sejarah Pelantikan Barack Obama 2009
Diposting oleh kekuatan.perubahan di 1/21/2009 10:25:00 PM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar